Minggu, 12 Januari 2014

Proposal Penelitian Ilmiah Tentang Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
              Belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dan siswa. Tujuan dari interaksi edukatif tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai tujuan secara baik, diperlukan peran maksimal dari seorang guru, baik dalam penyampai materi, penggunaan metode, pengelolaan kelas dan sebagainya. Selain itu, diharapkan kepada guru untuk lebih kreatif untuk melakukan kegiatan pendukung pembelajaran didalam kelas salah satu kegiatan pendukung yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler.
              Kegiatan ekstrakurikuler merupakan “kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran”. Kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dilakukan disekolah maupun diluar sekolah tergantung dengan kebutuhan dan kesesuaian jenis kegiatan ekstrakurikuler.
              Khusus untuk mata pelajaran bahasa inggris, jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sering dilaksanakan disekolah maupun diluar sekolah yaitu ekstrakurikuler debat bahasa inggris. Seperti berbahasa inggris diluar jam sekolah maupun dilingkungan sekolah,untuk lebih fasih lagi dalam pengucapannya.
              Dari paparan singkat diatas bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa, termasuk kegiatan yang dapat menunjang aktivitas belajar siswa dikelas. Dugaan ini terbukti dari hasil prasurvey yang peneliti lakukan di SMAN1 Tanjung. Dari prasurvey tersebut, peneliti menemukan sebagian siswa yang sering mengikuti kegiatan OSIS,perdebatan bahasa inggris,laboratorium bahasa, dan sebagainya juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar di kelas.




1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan prasurvey diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya dalam penelitian diatas sebagai berikut:
1.       Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler debat bahasa inggris siswa kelas X pada mata pelajaran bahasa inggris di SMAN1 Tanjung ?
2.       Bagaimana aktivitas belajar siswa Kelas X pada mata pelajaran bahasa inggris di SMAN1 Tanjung?
3.       Apakan terdapat pengaruh yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler debat bahasa inggris terhadap aktivitas belajar siswa kelas X pada mata pelajaran bahasa inggris di SMAN1 Tanjung ?

1.3 Batasan Masalah
Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan dan kemampuan saya, maka penilitian ini hanya membahas tentang pengaruh dan hubungan antara kegiatan ekstrakulikuler dengan prestasi belajar siswa kelas X SMAN1 Tanjung.

1.4 Identifikasi Masalah
Merujuk pada Latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas :
1.         Apakah ada pengaruh terhadap perstasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa inggris?
2.         Apakah terdapat hubungan antara kegiatan ekstarkulikuler debat bahasa inggris pada prestasi belajar siswa?



1.5 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
            1.5.1 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan pengaruh kegiatan ekstrakurikuler debat bahasa inggris terhadap aktivitas belajar siswa kelas X pada mata pelajaran bahasa inggris di SMAN1 Tanjung. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan kejelasan tentang:
1. Kegiatan ekstrakurikuler debat bahasa inggris siswa kelas X pada mata pelajaran bahasa inggris di SMAN1 Tanjung.
2. Aktivitas belajar siswa kelas X pada mata pelajaran bahasa inggris di SMAN1 Tanjung.
3. Pengaruh yang signifikan antara kegiatan terhadap aktivitas belajar siswa kelas X pada mata pelajara bahasa inggris di SMAN1 Tanjung.

1.5.2 Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum kedalalam 2 bagian yaitu:
1.5.2.1 Manfaat Praktis
A. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
B. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktek pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.
1.5.2.2 Manfaat Teoritis
A. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan yang bermanfaat bagi guru bahasa inggris sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap aktivitas belajar siswa di kelas.
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Kerangka Teori
            2.1.1 Kegiatan Ekstrakurikuler
A. Pengertian ekstrakurikuler debat bahasa inggris
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa dan siswi sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik
Adapun pengertian debat bahasa inggris adalah “usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam berbicara, memahami, menghayati dan mempraktekan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dengan memperhatikan aturan untuk menyadari bahwa bahasa inggris adalah salah satu bahasa yang digunakan didunia” dan bertujuan mengembangkan keterampilan dalam komunikasi berbahasa Inggris secara lisan, keterampilan berargumentasi dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler debat bahasa inggris adalah kegiatan tambahan yang dilaksankan diluar jam tambahan biasa dengan tujuan agar kegiatan tambahan tersebut dapat membantu siswa dalam memahami bahasa inggris dengan baik.

            B. Prinsip-prinsip program ekstrakurikuler
Dengan berpedoman pada maksud dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler disekolah maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
1. Semua siswa, guru dan personil administrasi sekolah hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.
2. Kerjasama dalam team adalah fundamental.
3. Perbuatan untuk partisipasi hendaknya dibatasi.
4. Proses lebih penting daripada hasil.
5. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.

2.1.2 Aktivitas Belajar Siswa
A. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.
B. Jenis Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip diatas, diharapkan kepada guru untuk dapat mengembangkan aktivitas siswa. Diatas jenis-jenis aktivitas yang dimaksud dapat digolongkan menjadi:
1) Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan.
2) Oral Activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengucapkan dan berfikir.
3) Listening Aktivities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran.
4) Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan bakat yang dimilikinya.




2.2 Kerangka Berfikir
Berdasarkan gambar diatas maka akan diketahui apakah ada pengaruh yang ditimbulkan kegiatan ekstrakurikuler mata pelajaran bahasa inggris(variabel x), terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran bahasa inggris (variabel y). Lalu dengan diketahui pengaruhnya sehingga memungkinkan kemudahan bagi guru untuk menyusun rencana kerja yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

2.3 Penelitian Yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Dari beberapa contoh judul penelitian terdahulu memang memiliki keterkaitan dari segi masalah yaitu mencari tau tentang hubungan dan pengaruh akan tetapi objek dan sasarannya yang berbeda. Oleh karena itu peneliti memilih masalah tentang “Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler” pada aktivitas belajar siswa SMAN1 Tanjung kelas X.

2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis sebagai suatu jawaban yang besifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang akan terkumpul . Berdasarkan pendapat diatas maka akan peneliti rumuskan bahwa terdapat pengaruh kegiatan ekstrakurikuler debat bahasa inggris terhadap aktivitas belajar siswa kelas X pada mata pelajaran bahasa inggris.







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah siswa SMAN1 Tanjung kelas X, alasan memilih SMAN1 Tanjung kelas X dikarenakan faktor lokasi dan keadaan dimana peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini.

3.2 Metodologi Penelitian
Untuk menemukan pengaruh kegiatan ekstrakurikuler debat bahasa inggris terhadap aktivitas belajar siswa kelas . Pada mata pelajaran bahasa inggris di SMAN1 Tanjung, dengan unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan determinatif yaitu dengan mencari pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan ekstrakurikuler debat bahasa inggris terhadap mata pelajaran bahasa inggris oleh siswa kelas X SMAN1 Tanjung.

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek sebagai sumber data yang memiliki ciri-ciri tertentu dalam suatu penelitian. Karakteristik dalam penelitian ini adalah; (a) siswa kelas 1A, 1B dan 1C, (b) bukan siswa pindahan, dan (c) bukan siswa tidak naik kelas. Berdasarkan karakteristik tersebut maka jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 146 orang.



Distribusi Siswa Kelas X
Di SMAN1 Tanjung
NO
KELAS
JUMLAH SISWA
1
1A
49
2
1B
48
3
1C
49
TOTAL
146

3.3.2 Sampel
Untuk menetapkan besarnya jumlah sampel, peneliti akan menggunakan Nomogran Hari King dengan tingkat kesalahan 5 %. Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh sample sebesar 51 (0,35 x 146 = 51,1 dibulatkan menjadi 51). Untuk menentukan sample pada masing-msing kelas peneliti menggunkan perhitungan persentase yang lebih lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut:
NO
KELAS
Populasi
Sampel
1
1A
49
17
2
1B
48
17
3
1C
49
17
TOTAL
146
51

Keterangan =Sampel diperoleh dari hasil perkalian seperti contoh 48 x 51: 146 = 16,77 dibulatkan menjadi 17 orang.

Teknik sampling yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling maksudnya adalah “teknik yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample”. Selanjutnya untuk penentuan sample yang digunakan adalah teknik sistematik random sampling. Alasannya karena peneliti mengetahui nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu populasi melalui daftar hadir siswa dimasing-masing kelas.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler pada mata pelajaran bahasa inggris maka peneliti akan menggunakan teknik langsung terjun kelapangan yang berupa observasi. Karena dengan instrument pengumpulan data semacam ini peneliti rasa data yang akan dikumpulkan lebih akurat bila kita mengamati sendiri apa yang akan terjadi dilapangan tersebut.

3.5 Teknik Analisias Data
Teknik analisis data yang akan dipakai untuk menjawab masalah 1 dan 3 adalah analisis prosentase dengan rumus:
Keterangan:
Me : Mean (rata-rata)
Epsilon (baca: jumlah)
Mengenai jenis kegiatan ekstrakurikuler dan jenis aktivitas belajar siswa akan dianalisis dengan memaparkan dalam bentuk kalimat. Sedangkan mengenai Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler bahasa inggris terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran bahasa inggris di SMAN1 Tanjung akan digunakan rumus regresi



3.6 Hipotesis Statistik
Berdasarkan uraian dari laporan penelitian yang peneliti lakukan pada SMA XYZ kota Gorontalo tentang pengaruh kegiatan ekstrakurikuler debat bahasa inggris terhadap aktivitas belajar siswa. Dan pengaruh yang dihasilkan sangat signifikan.







                  















DAFTAR PUSTAKA

[1]. www.google.com

[2]. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 1995

[3]. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet 3. Bandung : Alpabeta, 2007

Senin, 18 Juni 2012

pengenalan thicnet, kabel UTP & STP


Pengenalan ThickNet 0Base5

0Base5 adalah sebuah standar implementasi pertama jaringan Ethernet. Standar ini sering juga disebut sebagai ThickNet karena memang jaringan ini menggunakan sebuah kabel koaksial (coaxial) tebal untuk menghubungkan komputer-komputer dalam membangun sebuah jaringan. Nama lainnya adalah Standard Ethernet, karena memang jenis ini merupakan implementasi jaringan Ethernet pertama kali.
10Base5 mendukung bandwidth maksimum hingga 10 Mbit/detik, meski dalam jaringan bandwidth yang dapat dicapainya hanya berkisar 4 Mbit/detik hingga 6 Mbit/detik karena banyaknya kolisi dalam jaringan yang mengurangi kecepatannya. 10Base5 dibuat berdasarkan spesifikasi IEEE 802.3 yang dibuat oleh Project 802.
Jaringan 10Base5 dihubungkan dengan menggunakan topologi bus, karena ia menggunakan sebuah kabel koaksial tebal yang panjang. Panjang maksimum sebuah segmen jaringan 10Base5 adalah 500 meter. Jika jarak jaringan melebihi 500 meter, maka dua segmen tersebut harus disatukan dengan menggunakan repeater.
Sebuah segmen jaringan 10Base5 sebaiknya tidak memiliki 100 komputer yang tergabung ke dalamnya. Berbeda dengan 10Base2 yang menghubungkan komputer secara langsung dengan kabel, pada jaringan 10Base5 terdapat sebuah transceiver yang dihubungkan ke kabel ThickNet, dengan menggunakan konektor yang dapat melubangi kabel yang disebut sebagai vampire tap.
Jaringan 10Base5 sering digunakan sebagai backbone dalam sebuah jaringan yang besar. Dalam konfigurasi yang biasa, transceiver dalam backbone ThickNet dapat dihubungkan dengan repeater, yang kemudian dapat menggabungkan segmen-segmen ThinNet yang lebih kecil ke backbone ThickNet. Dengan cara seperti ini, sebuah kombinasi antara standar 10Base5 dan 10Base2 dapat mendukung jumlah komputer yang cukup besar.
Nama 10Base5 dibuat dari komponen-komponen berikut:
  • Kecepatan maksimum jaringan (10 Mbit/detik).
  • Metode transmisi jaringan (baseband).
  • Panjang segmen maksimal (500 meter, dengan pembuangan angka 0)
Jaringan 10Base5 merupakan teknologi jaringan yang kuno dan tidak diimplentasikan lagi pada jaringan komputer saat ini, meski beberapa perusahaan mungkin mempertahankannya. Kompleksitas dan keterbatasan bandwidth yang hanya mencapai 10 Mbit/detik menyebabkan jaringan ini “pensiun”. Penggantinya adalah 10BaseT yang lebih sederhana, Fast Ethernet untuk kecepatan yang lebih tinggi, Gigabit Ethernet atau Fiber Distributed Data Interface (FDDI) jika hendak membuat backbone.

Pengertian dan Jenis Kabel UTP
Pengertian Kabel UTP
Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa jenis/kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut.

PENGERTIAN KABEL STP

Shielded twisted pair adalah jenis kabel telepon yang digunakan dalam beberapa bisnis instalasi. Terdapat pembungkus tambahan untuk tiap pasangan kabel (?twisted pair?).Kabel STP juga digunakan untuk jaringan Data, digunakan pada jaringan Token-Ring IBM. Pembungkusnya dapat memberikan proteksi yang lebih baik terhadap interferensi EMI.
Kelemahan kabel STP
Kabel STP mempunyai beberapa kelemahan :
Attenuasi meningkat pada frekuensi tinggi.
Pada frekuensi tinggi, keseimbangan menurun sehingga tidak dapat mengkompensasi timbulnya ?crosstalk? dan sinyal ?noise?. Harganya cukup mahal.
Pada kabel STP, didalamnya terdapat satu lapisan pelindung kabel internal
sehingga melindungi data yang ditransmisikan dari interferensi/gangguan.
STP (Shielded Twisted Pair), selain dililitkan, juga punya proteksi terhadap induksi atau interferensi sinyal dari luar kabel berupa lapisan kertas alumunium foil, sebelum jaket pembungkus luar.
http://dimasherlambang355.blogspot.com/2012/02/pengertian-kabel-stp-b.html